Kasus Pemerkosaan Dan Pembunuhan Misterius di Indonesia - Baru-baru ini kita dikejutkan lagi dengan kasus pemerkosaan dengan korban yang bernama Yuyun. Kasus pemerkosaan memang kerap kali terjadi di Indonesia, bahkan sampai korban ditemukan penuh dengan luka, tak lagi bernyawa atau bahkan hilang secara misterius. Adanya motif tertentu seperti dendam, percintaan yang terlarang sampai yang sengaja direncanakan.
Berikut Solosoloku akan membahas tentang berbagai kasus pemerkosaan misterius di Indonesia yang menjadi misteri dan tak terpecahkan atau bahkan sengaja ditutupi hingga saat ini, yang merupakan kasus besar yang hingga kini tetap masih menjadi misteri di Indonesia yang belum tuntas penyelesaiannya baik secara hukum, hilang secara misterius tanpa ditemukan jasad, ataupun belum diketahui siapa pelaku sebenarnya.
Selasa, 5 April laporan tentang adanya seorang siswi SMP yang ditemukan tewas tanpa busana diketahui bernama Yuyun (14 th) dan berita itu sempat muncul dalam beberapa situs berita lokal Bengkulu. Kasus ini terbongkar setelah ditemukannya jasad korban di dalam dasar jurang Dusun 5 Kasie Kasubun dengan posisi tertelungkup dan hampir membusuk.
Berdasarkan temuan mayat ini kemudian dilakukan autopsi dan hasilnya polisi berhasil menangkap 12 dari 14 pelaku pada Selasa 3 Mei 2016. Polres masih memburu dua tersangka pemerkosa sadis Yuyun siswi SMP yang belum tertangkap. Sebelumnya sebanyak 12 pelaku pemerkosaan terhadap siswi tersebut telah ditangkap, dan masih ada dua pelaku lagi yang masih buron, pelaku berhasil ditangkap dan terancam hukuman hingga 15 tahun penjara.
Baca Juga: 11 Fakta Dan Kronologis Kematian Wayan Mirna Salihin
Ke-14 pelaku memperkosa Yuyun secara bergiliran dengan kaki dan tangan terikat hingga korban tewas. Menurut pengakuan salah satu pelaku, semua pelaku dalam keadaan mabuk saat itu, kemudian dalam kondisi mabuk berat mereka menuju ke pinggiran jalan perkebunan karet. Sekitar pukul 12:30 saat melihat Yuyun melintas dengan berjalan kaki usai pulang sekolah menuju kekediamannya, salah satu pelaku berinisial "De" berinisiatif untuk melakukan pemerkosaan kepada korban kemudian menjatuhkannya ke jurang dalam kondisi kedua tangan terikat setelah memperkosanya.
Yuyun akhirnya dibekap dan digilir oleh ke 14 tersangka secara bergantian. Dari hasil olah TKP dan visum polisi diduga korban tewas saat perbuatan brutal, ditemukannya cekikan leher, dan hantaman kayu di kepala korban. Berita ini menjadi trending topic karena dipicu oleh inisiatif sejumlah pengguna untuk menggunakan #NyalaUntukYuyun sebagai wujud simpati, dan mulai banyak yang menulis berita tentang Yuyun. Kasus Yuyun ini adalah cerminan agar kasus kekerasan seksual terlaporkan.
Berikut Solosoloku akan membahas tentang berbagai kasus pemerkosaan misterius di Indonesia yang menjadi misteri dan tak terpecahkan atau bahkan sengaja ditutupi hingga saat ini, yang merupakan kasus besar yang hingga kini tetap masih menjadi misteri di Indonesia yang belum tuntas penyelesaiannya baik secara hukum, hilang secara misterius tanpa ditemukan jasad, ataupun belum diketahui siapa pelaku sebenarnya.
1. Dua dari 14 Tersangka Pemerkosa Sadis Yuyun yang Masih Diburu Polisi
Yuyun Siswi SMP Bengkulu [img source] |
Berdasarkan temuan mayat ini kemudian dilakukan autopsi dan hasilnya polisi berhasil menangkap 12 dari 14 pelaku pada Selasa 3 Mei 2016. Polres masih memburu dua tersangka pemerkosa sadis Yuyun siswi SMP yang belum tertangkap. Sebelumnya sebanyak 12 pelaku pemerkosaan terhadap siswi tersebut telah ditangkap, dan masih ada dua pelaku lagi yang masih buron, pelaku berhasil ditangkap dan terancam hukuman hingga 15 tahun penjara.
Baca Juga: 11 Fakta Dan Kronologis Kematian Wayan Mirna Salihin
Ke-14 pelaku memperkosa Yuyun secara bergiliran dengan kaki dan tangan terikat hingga korban tewas. Menurut pengakuan salah satu pelaku, semua pelaku dalam keadaan mabuk saat itu, kemudian dalam kondisi mabuk berat mereka menuju ke pinggiran jalan perkebunan karet. Sekitar pukul 12:30 saat melihat Yuyun melintas dengan berjalan kaki usai pulang sekolah menuju kekediamannya, salah satu pelaku berinisial "De" berinisiatif untuk melakukan pemerkosaan kepada korban kemudian menjatuhkannya ke jurang dalam kondisi kedua tangan terikat setelah memperkosanya.
Yuyun akhirnya dibekap dan digilir oleh ke 14 tersangka secara bergantian. Dari hasil olah TKP dan visum polisi diduga korban tewas saat perbuatan brutal, ditemukannya cekikan leher, dan hantaman kayu di kepala korban. Berita ini menjadi trending topic karena dipicu oleh inisiatif sejumlah pengguna untuk menggunakan #NyalaUntukYuyun sebagai wujud simpati, dan mulai banyak yang menulis berita tentang Yuyun. Kasus Yuyun ini adalah cerminan agar kasus kekerasan seksual terlaporkan.
2. Misteri Pembunuh Sebenarnya Dietje Budimulyono Atau Dice Budiarsih, Seorang Peragawati Terkenal
Dietje Budimulyono [img source] |
Pada tahun 1980 peragawati ternama tewas dibunuh dengan tembakan berulang kali oleh seorang yang ahli dalam menembak kemudian mayat nya dibuang disebuah kebun karet dibilangan kalibata yang sekarang menjadi komplek perumahan DPR. Setelah kasus tersebut marak di media massa, Polisi akhirnya menangkap seorang tua renta yang dikenal dengan panggilan Pakde konon ia adalah seorang guru spiritual Dice.
Tidak jelas dengan alasan dan motif apa ia dianggap sebagai pembunuh Dietje. Saat itu Polisi menganggap motif tidak begitu penting karena Polisi mengungkapkan bahwa mereka Memiliki bukti yang kuat. Pengakuan Pakde dibuat karena tak tahan disiksa polisi termasuk anaknya yang menderita patah rahang. Saksi yang mengatakan bahwa pakde berada di rumah dengan sejumlah reknnya, namun saksi yang meringankan itu tak dihiraukan majelis hakim.
Akhirnya Pakde dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, dan sempat dipaksa mengakui sebagai pelaku, dipenjara bertahun-tahun lamanya. Hingga akhirnya Pak De mendapat grasi dari Presiden BJ Habibi dimana hukuman Pak De dirubah dari seumur hidup menjadi 20 tahun di tahun 1999. Akhirnya 27 Desember 2000 Pak De dapat meninggalkan hotel prodeo setelah pemerintah memberikan kebebasan bersyarat.
Setelah menghirup udara bebas, Pak De lebih sering mengurusi ayam-ayamnya. Namun publik saat itu sudah mengetahui rumor bahwa Dietje menjalin hubungan asmara dengan menantu dari orang paling berkuasa di Indonesia saat itu, yang dipakai jasanya untuk melancarkan bisnis seorang petinggi militer, yang menghasilkan satu kontrak bisnis besar pembangunan sebuah bandar udara modern.
Baca Juga: Tersangka Pembunuhan Mirna ?
Baca Juga: Tersangka Pembunuhan Mirna ?
Tapi hubungan Dietje berlanjut jauh dengan sang menantu. Ketika perselingkuhan itu ‘bocor’ ke keluarga besar, keluar perintah memberi pelajaran kepada Dietje, hanya saja ‘kebablasan’ menjadi suatu pembunuhan. Dietje ditembak di bagian kepala pada suatu malam saat mengemudi sendirian keluar di sekitar kompleks kediamannya di daerah Kalibata.
Dan tentu saja kasus seperti ini tidak akan pernah terungkap dengan benar. Karena pemilik informasi satu-satunya kepada media atau publik berasal dari polisi. Bisa jadi, publik digiring dengan sekuat tenaga, untuk ‘meyakini’ bahwa benarlah yang membunuh Dietje adalah Pakde.
Siapakah pelakunya? Pak De menyebut-nyebut sejumlah nama yang saat itu dekat dengan kekuasaan. Entahlah, sebab di negeri ini keadilan tidak berlaku bagi rakyat kecil
3. Peran Kambing Hitam Dalam Kasus Sum Kuning Pada Tahun 1970 Kasus Sum Kuning (1970)
Sum Kuning [img source] |
Sum-kuning Ini adalah kasus misterius dari seorang gadis muda bernama Sumarijem seorang gadis muda dari kelas bawah, dari Godean Yogyakarta. Yang menjadikan kasus ini menjadi sulit karena menurut Jendral Pur Hoegeng mantan Kapolri, bahwa para pelaku pemerkosaan adalah anak-anak pejabat dan salah seorang diantaranya adalah anak seorang pahlawan revolusi.
Bukannya dibantu, Sum malah dijadikan tersangka dengan tuduhan membuat laporan palsu. Kasus ini merebak menjadi berita besar ketika pihak penegak hukum terkesan mengalami kesulitan untuk membongkar kasusnya hingga tuntas. Pertama-tama Sum Kuning disuap agar tidak melaporkan kasus ini kepada polisi. Belakangan oleh polisi tuduhan Sum Kuning dinyatakan sebagai dusta.
Seorang pedagang bakso keliling dijadikan kambing hitam dan dipaksa mengaku sebagai pelakunya, yang sebelumnya sudah dianiaya. Sampai ancaman akan disetrum jika tidak menurut, sempat juga dicurigai sebagai keturunan PKI, dengan memintanya membuka baju dan mencari lambang palu arit di tubuhnya. Sempat Sum malah dituding sebagai anggota Gerwani, sampai dengan menghadirkan 10 orang biasa untuk menjadi kambing hitam yang akhirnya para terdakwa pemerkosa Sum membantah keras melakukan pemerkosaan dan mereka bersumpah rela mati jika benar memerkosa.
Baca Juga: Seorang Kakek 65 Tahun Menikahi Gadis Muda 12 Tahun, Bagaimana Terjadi?
Baca Juga: Seorang Kakek 65 Tahun Menikahi Gadis Muda 12 Tahun, Bagaimana Terjadi?
Tanggal 18 September 1970 Sumarijem yang saat itu berusia 18 tahun tengah menanti bus di pinggir jalan dan tiba-tiba diseret masuk kedalam sebuah mobil oleh beberapa pria, didalam mobil Sumarijem (Sum Kuning) diberi bius (Eter) hingga tak sadarkan diri, Ia dibawa ke sebuah rumah di daerah Klaten dan diperkosa bergilir hingga tak sadarkan diri.
Dalam bukunya juga disebutkan bahwa Sum Kuning ditinggalkan ditepi jalan, Gadis malang ini pun melapor ke polisi.
Hakim Ketua Lamijah Moeljarto menyatakan Sum tak terbukti memberikan keterangan palsu. Karena itu Sum harus dibebaskan dan kemudian bekerja di Rumah Sakit Tentara di Semarang. Dia kemudian menikah dengan seorang pria yang sudah dikenalnya saat masih dirawat. Hingga kini masih belum terungkap siapakah pelaku pemerkosaan Sum Kuning ?sebab Sum Kuning tetap pada pendiriannya bahwa pemerkosanya adalah sekumpulan anak pejabat.
Menurut direktur kampanye kelompok penyintas kekerasan seksual Lentera Indonesia, ada dua hal yang membuat kasus ini luput dibicarakan.
Pertama, kasus ini terjadi jauh dari ibu kota, di sebuah desa yang jauh dari paparan media massa dan jejaring sosial. Faktor kedua adalah masih kuatnya stigma bahwa kekerasan seksual terjadi disebabkan karena kesalahan korban, bukan pelaku.
Orang lebih menyalahkan korban dan sistem dukungan di sekitar korban misal pakaian, waktu, didikan orang tua, dari pada mempertanyakan tindakan kriminal pelaku.Victim blaming, atau kecenderungan masyarakat menyalahkan korban kekerasan seksual inilah yang membuat banyak perempuan enggan melaporkan kekerasan yang dialaminya.
Pertama, kasus ini terjadi jauh dari ibu kota, di sebuah desa yang jauh dari paparan media massa dan jejaring sosial. Faktor kedua adalah masih kuatnya stigma bahwa kekerasan seksual terjadi disebabkan karena kesalahan korban, bukan pelaku.
Orang lebih menyalahkan korban dan sistem dukungan di sekitar korban misal pakaian, waktu, didikan orang tua, dari pada mempertanyakan tindakan kriminal pelaku.Victim blaming, atau kecenderungan masyarakat menyalahkan korban kekerasan seksual inilah yang membuat banyak perempuan enggan melaporkan kekerasan yang dialaminya.
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon